Sajak "Keaiban"

dikejar masa.
berlari kakiku sekelebat angin.
'tak juga terdahului.

sekarang,
aku tertikam disini. tertikam masa. tertikam baya.
semua menodongku dari sudut sudut yang gila.
diantara mereka, sesuatu menggagas mengipas-ngipaskan aroma surgawi dari negeri yang bingung.
hingga birahiku tetap tegak berdiri disini.

maka kalbuku tertatih terbatuk batuk mengejarnya hendak mengkapsulasi dengan lekat serapat rapat.

dan aku terekat. hasratku terekat.
birahiku terekat disini.

aku lelah.
lelah untuk bergegas meninggalkan ini.

aku lelah membangun hati.
dan tidak segera pulih.

telah kusisir seribu kubah.
telah ketempelkan dahiku, mencium bumi.
tapi keaiban tak segera pergi.

harsat ini semakin jangak.
aku hendak lari, menoleh bergegas jauh.

tapi apa?
lelahku tak lesap. dan ini berdiri diri tegak dikepalaku.

aku lelah.
ah, lelahku bergelayut, menggumpal bersembunyi di dasar rerambut. tak mau pergi.

kini, aku telan sendiri.
aku lalui dijalan ini hingga selesai.
hingga selesai. selesai. sendiri.

sajak "Keaiban"  di jumat 12 agustus 2016