Minggu, 07 Agustus 2016

Sajak "Bau Mulutmu"

sekarang, setelah kau bicara
'kurasakan makna kalimatmu
'kurekam dalam-dalam hingga ruang di kepalaku tidak menyisakan tempat untuk mengingat yang lain.

betapa sadis kata-katamu hingga mulutku terkatup serapan-rapatnya.
diding kamar ini adalah sesaksi, tirai bermotif kipas, dinding batu yang hijau, buku-buku, kaca rias yang sederhana, meja belajar yang sakit, kain-kain yang merana,

semua menyaksikan, merekam hingga jika saja mereka mampu bersuara mereka 'kan mencecarmu dengan kalimat :
"kau, mulutmu berbau"

kau mencecar segala
kau mencecar apa saja
kau mencecar ..

tapi kau lupa dirimu.

sekarang, setelah semua terlewatkan,
'kurasakan makna kalimatmu.

sajak ... di pagi 21 juni 2016

Tidak ada komentar: