Rabu, 14 Mei 2014

di tengah mereka


aku diantara mereka. berdiri, duduk, dan melalui koridor diantara anak-anak ini. ada yang terlihat menunduk dan tengada pura-pura tidak bersalah. secara pasti, pura-pura juga tidak berdosa lantas duduk tegak selepas lekas-lekas menyembunyikan ponselnya, ntah di dalam tasnya. ntah di genggamannya di bawah meja. ntahlah.
tapi,...
ya, tetapi aku melihat anak itu, ah, aku mengamati wajahnya pura-pura lagi tidak berdosa sembari santai memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya.
lantas kataku: "tutup dulu,nak, hapenya! bapak tahu hape kamu lebih hebat dari punya saya, tetapi, bapak tidak pernah membukanya untuk esem an selagi mengajar" anak itu tersenyum. ntah senyum malu, ntah pun senyum 'masa bodoh'
lalu, kembali ruang ini setengah senyap.
dibelakang mereka aku patung. sejenak.

dan, aku toleh ke kanan di mana beberapa anak, maaf, masih berbisik, dengan, seseorang anak dengan mencuri-curi berusaha menyelesaikan ceritanya.
aku lihat semua, dimana seseorang lagi membalikkan tubuhnya seperti lintah,ntah pun *pacat membalikkan tubuhnya di antara pori-pori tubuh manusia direrumputan.
ehm, ya, aku ingat, bukan seperti lintah atau pun pacat. aku ingat burung hantu yang kreatif memutar kepalanya ibarat penari. takjub. aku takjub.

sudah ntah berapa karung, ntah sudah berapa kilogram,ntah pun berapa ton garam 'kuhabiskan sejak aku lahir hingga sekarang, tetapi, aku belum bisa sehebat seperti anak itu yang lihainya seperti burung hantu memutarkan kepalanya tanpa membalikkan tubuhnya.

#tidakbersambung

"cerita diatas hanya karya sastra. jika ada kesamaan gerak, sikap, dan lokasi dan suasana. penulis tidak bermaksud menyinggung. dan jadikanlah pelajaran bagi kita semua" salam sayang untuk anak-anakku


ditulis pada Selasa, 13 Mei 2014

Tidak ada komentar: