bangku guru setengah terjungkal tersandar di badan meja berdebu. Pak Bayu memasuki kelas dengan kondisi meja guru seperti itu.
"assalamu'alaikum ..." terdengar seperti berbisik. sebenarnya Pak Bayu mengucap salam lumayan keras. tetapi, ..
seumpama kau disini, mungkin suara lantangmu pun mengabur dan pecah di atas kepalamu samar-samar hilang.
coba perhatikanlah anak-anak itu! dengan baju putih-abunya dia masih acuh dengan kedatangan Pak Bayu.
padahal, sejenak Pak Bayu patung, mengamati mereka: beberapa siswi
merumpi di koridor sedelah kiri, dan di koridor sebelah kanan.
astaga, koridor ini paling mengerikan. coba lihat siswa tambun berambut
keriting itu, dia sebenarnya bukanlah murid berprestasi. jika kau tidak
percaya, kamu boleh bertanya mengenai pelajaran Pak Bayu. satu
pertanyaan saja. tidak perlu sulit, yang mudah saja. dia pasti diam.
atau membalas dengan ucapan, "kok, aku si, pak?" begitulah tabiatnya
Ya Tuhan, lihat,lah lagi ini!
seorang siswa, memasuki ruang ini tanpa salam, tumit sepatunya dipijak
dan jaket bermotif merah kelabu gelap melekat ditubuhnya. dan,
"heh,
sini kamu!" Pak Bayu, menghadangnya, kesal. Pak Bayu terpaksa
menggunakan kata 'heh' untuk memanggilnya. sebab suasana ruang kelas ini
sudah membuatnya, ah, kamu pasti tau maksud saya.
"Sini!" lanjut Pak Bayu.
"Kamu orang kaya ?"
"Nggak, Pak"
"Orang tua kamu banyak uangnya?"
"Nggak, Pak"
"Jadi, kalau kamu bukan orang kaya, tidak banyak uang, bagaimana kamu
bisa membeli sepatu jika sepatumu ini nanti rusak, hem ?"
dan,
begitupun ruang ini sedikit pun tidak berkurang ributnya. dan
suara-suara mereka menggumpal menutupi celah-celah. menghalau angin yang
hendak memasuki ruang ini.hingga, semakin lama ruang ini panas. sepanas
hati Pak Bayu.
"perbaiki, sepatumu!" saran Pak Bayu kepada anak itu.
********
Pak Bayu memeriksa meja dan bangku guru dengan jemari telunjuknya.
debu-debu itu menempel di jari telunjuknya. maka selanjutnya Pak Bayu
hanya berdiri dan memerintahkan, "Siapkan kelas!"
tapi, suasana
masih gaduh dan gaduh. "Siapkan kelas!" perintah Pak Bayu lagi menoleh
di koridor kanan dimana ketua kelas sedang pura-pura fokus.
dan selepas kelas itu disiapkan, dan gaduh masih mengembang di ruang ini
ditulis pada Minggu, 18 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar