dan setelah pagi mulai beranjak
meniggalkan kegalauan semalam, kini kebimbangan datang menepi dipintu belakang
rumahku. semestinya aku tersenyum-senyum simpul, tersipu disini, bersandar
dibadan pintu sembari mengamati belalang *kumbara yang lompat dari satu
dedaunan ke daun rumput yang lain.
dan kebimbimbangan ini menyeruak perlahan
sampai aku patung memikirkannya sekarang.
biasanya diliburku yang padat
seperti ini, dan setiap pagi selepas membuka mata, aku menghirup angin pagi
yang roman, menyesap dalam-dalam aroma cinta dari pohon-pohon yang baik, dan
menghembuskan kepenatan hariku di atas tempat pembuangan sampah yang
nakal. tapi, tapi kini, keresahan menggumpal memenuhi ruang hatiku.
cinta bertebaran di sekelilingku.
maka inilah keresahan yang paling menukik, membuatku bimbang.
labut kebimbangan
ini menyiksaku.
aku lepaskan semua kini, sekiranya
pepohonan, dan bunga-bunga, dan rerumputan, dan angin, dan wajah hari ini
prihatin melihatku yang patung memikirkan cinta yang berhenti mengambang di
awan kelabu sore kamarin. kebimbangan ini lamat-lamat semakin tinggi dan
menakutkan, menyiksa bathin.
ingin kulepas segalanya, tapi kenangan-kenangan
lalu kembali menguar di sekelilingku. dimana kita berdua berjalan di taman hewan
yang roman, melihat ular-ular yang malas melingkar di tanah dan di atas pohon,
memotret hewan paling lucu adalah biri-biri. aku masih menyimpan foto ini bahkan
dihatiku. saat-saat membahagiakan kamu memotretku dengan berbagai gaya dan
kamu, masih lekat dan tajam dikepalaku kamu mencuri pipiku di tempat yang
remang. (sajak 'kebimbangan' di minggu 12 Februari 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar