Kamis, 07 Januari 2010

dan angin merintih

Oleh A Lariflateen Syahrawi

dan angin merintih bersamaku di malam yg kalut.
telah beribu kata urai ketika senja mulai merekah,
demi sepotong cinta yg tersedak2 di
kerongkongan malam.
padahal wajahku telah layu dan meringis meminta
maaf, demi sepenggal kasih.

dan telah kali yg keseribu kuuraikan kata2 pilu
di tubuh angin untuk meminta maaf, tapi
ternyata aku seolah mencongkel gunung.
haruskah ‘kukuras peluh di tubuhku, darah
di setiap nadi kupersembahkan agar kaw
puas.aku berkata tulus, bahkan kutu busuk
pun mengetahuinya.
tapi entahlah.

Malam yang kacau di pukul 22.23 Wib
Medan, 25 Nopember 2009


Tidak ada komentar: