Puisi oleh A Lariflateen Syahrawi
Bumi seolah bosan melihat tingkahmu.
benarlah itu!
coba lihat disana, ditanah Jawa,
di Sulawesi, di Bengkulu, di Gorontalo dan,
di Aceh empat tahun lalu!
Bumi terbatuk memuntahkan kepiluan!
150000 nyawa terkapar tak berdaya
empat tahun lalu!
dan belumkah cukup bukti bagimu untuk membuka mata?
lihatlah Pulau Jawa, Bumi Jakarta, dataran Ibu Kota, basah!
laut meluapkan luka!
manusia pun derita!
laut marah, menghebuskan napas kepantai hingga rumah-rumah
penduduk compang-camping, luluh lantak.
dan rupa-rupanya belumlah terketuk hatimu.
masih tetap terpejam!
hatimu membatu.
bergeming sekalipun bencana mengintip di belakang
rumah, di beranda, di dalam kamar, di ruang tamu dan
di dalam kakus.
rupa-rupanya kau mesih tetap lena.
dunia menjadi surga. tetap lengang sekalipun
bencana menguntit dimana-mana, di sekolah,
di kantor pemerintahan, di mal-mal, di jalan raya dan,
di kantor lurah!
kau itu kecil.
sangat kecil.
DIA-lah yang kuat. DIA-lah yang kuasa.
maka sadarlah!
bayangkan jika DIA muntab.
DiA cukup meludah atau meniupmu,
kau pasti terkapar.
kau, pasti hempas bagai kapas, bagai debu-debu kotor yang
berterbangan. dan
akhirnya tulang-tulangmu patah-patah,
kau tak berdaya.
10.43 AM
Medan - Kamis 12 Maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar