Senin, 22 Desember 2014

Miss Hang (Bagian I)

(Cerbung ini bergender dewasa tetapi bukan pornografi)

Sejauh yang 'kurasa berbicara pada gadis ini adalah seperti ketika aku berpacaran pada laut di bibir pantai, bercumbu dengan lidah air di pantai lestari beberapa bulan lalu. hingga aku kegirangan seolah bermesraan merasakan klimaks berkali-kali.

aku masih ingat, masih juga kurasakan wajahku seperti dicumbu angin persis dibawah bibirku di sebelah kanan, dan ..
dan aku benar-benar seperti bercinta dengan laut di tepi pantai itu. begitulah. benar, begitulah apa yang 'kurasakan begitu gembiranya berbicara dengan gadis ini.

(lebay) terdengar, memang. tapi sumpah demi orang-orang baik, aku berkata benar. (lihat), dia mengamatiku ketika 'ku kebingungan mencari kekata yang hendak 'kuucapkan. ah, "what will i say.." kataku seperti berbicara, padahal, sebenarnya aku menggerutu, kesal sebab aku kecarian kekata apa yang musti aku ucapkan. 

kami berbicara dalam bahasa inggris. meski, jujur bahasa inggrisku seperti dedaunan *duku  yang satu demi satu gugur di sore hari, terbang satu-satu dan berserak dibawahnya di musim kering di awal januari.

aku hampir tidak pernah memandangnya, baik dalam keadaan sadar atau pun tidak. ada dua sebab. pertama, aku takut jatuh cinta meskipun didalam benak aku ingin mencintainya hingga bahkan lebih dari itu. kedua, aku malu. benar. aku malu kalau-kalau dia mendapatiku melihatnya dan lebih dari itu juga, aku takut dia salah menduga jika aku memandangnya nanti.

***
'Hang,' itu namanya. senyumnya manis sesaat ketika 'ku mendekati bangkunya dibelakang supir.

berdasarkan tujuan aku sebenarnya rugi, semestinya aku tidak menaiki bus ini di mana Hang naik di bus yang sama.

aku tergesa-gesa ketika itu. sesampainya pesawat yang 'kutumpangi, dan sekeluarnya aku dari pintu kedatangan domestik, di mana banyak keluarga menanti sanak saudaranya yang turun dari pesawat, di sanalah aku diikuti dua orang calo taksi. mereka menawariku tumpangan taksi mereka, yang secara bathin terasa menekan. 'kukira dua orang ini berhenti mengikutiku jika 'ku diam saja, ternyata, mereka tetap mengekor hingga persis menepi diujung ruang bandara. dan, disana aku benar-benar tertekan terlebih seorang lagi kemudian dengan nada marah mengatakan: "jawab,lah, bang!" maka dengan kesal 'kujawab "saya naik bus itu." sergahku sembari menunjuk ke suatu bus berwana kelabu. di kaca depan tertulis Bandara-Carrefour.

dan aku pun naik, padahal seharusnya aku naik jurusan Bandara-Binjai. tapi,

tapi aku terpaksa. disatu sisi aku kesal. tapi disisi lain aku bersyukur sebab karena ini aku bertemu dengan Hang. gadis berkulit asia, dan mata sipitnya, dan senyum manisnya, dan rambutnya yang terburai pecah tidak teratur di atas bahunya.

dengan ceciri itu, semula aku mengira dia benar-benar orang asia, orang medan juga. terlebih, aku lihat kulitnya yang gelap meski mengkilap di pahanya. astaga, aku melihat pahanya terbuka, dia mengenakan rok mini berukuran longgar setinggi paha berwarna krem. aku lantas hendak mundur dan mencari bangku lain, tapi aku terlanjut basah. aku segan melukainya sekiranya nanti dia merasa dihindari.

#bersambung

ditulis di Medan, 4 Desember 2014

Tidak ada komentar: