Selasa, 16 Agustus 2011

Menunggu

Oleh A Lariflateen Syahrawi

telah kucoba, menyusuri sukmamu dari korona matamu, sekadar ingin melihat ada siapa di sepotong hatimu yan'g merah. Anehnya, kamu tidak kuat menahan mataku yg kian berani tatap kepadamu. Yang 'kudapati, kamu hanya menggeleng gelisah, seperti ulat tersentuh makhluk raksasa.

telah juga 'kucoba mendapati hasratmu yang hijau. Apa yang kamu ingin?
cintaku, dan mungkin juga cintamu mengambang dan tersangkut di ujung bunga kenanga di depan rumahku. dan ntah sampai kapan cinta itu akan menguarkan aromanya yang magis. Yang 'ku takutkn, cinta itu 'kan kering lamat-lamat bersama kelopak kenanga.

'ku ingin kamu mendengar nafas cintaku yang mulai kusut, dan layu seperti mata-mata yang kantuk. 

ini sudah terlalu larut, hari sudah terlalu tua. tapi sampai kini lidahmu belum juga bergerak, sekadar mengatakan 'aku juga sayang padamu'.

dan sepertinya kamu kukuh. 

diam batu.

coba lah jujur! katakanlah bahwa kamu tidak mencintaiku sejak mata kita bertemu disuatu tempat yangg asing bagimu. katakan bahwa semuanya, tentang kita, hanya sebatas rasa yang paling biasa. agar semuanya usai. dan hatiku lepas.

dan...

seumpama hatiku segera layu, dan cintaku pupus bersama kenanga didepan kamarku, 'ku harap kamu 'tak kecewa. 'tak menangis pilu.(sajak 'menunggu' di ujung malam di 11 juni 2011)

Tidak ada komentar: